Rabu, 29 Januari 2014

DENGAN TOPIK RELEVAN 2 (KEWIRAUSAHAAN)

TUGAS 4
DENGAN TOPIK RELEVAN 2
(KEWIRAUSAHAAN)
Gunadarma 1
 







         
        DISUSUN OLEH:


Nama         : Fitri Asmara Iasya
NPM          : 32410827
Kelas          : 4ID01
Dosen         : Budi Hermana, DR




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2014


Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan oleh tingkat kepentingan maupun kepuasan pelanggan sebagai pemakainya. Pelayanan yang kurang memuaskan akan menyebabkan berkurangnya konsumen atau bahkan hilang karena konsumen berpindah ke jasa layanan lain. Hal ini merupakan tantangan besar bagi perusahaan dalam membangun citra perusahaan yang tidak hanya mampu membuat dan membangun tapi juga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan. Oleh sebab itu perusahaan perlu mengetahui perilaku pelanggan dalam membeli, menggunakan dan mengevaluasi jasa dalam rangka pemenuhan dan pemuasan kebutuhan.
Rumah makan itu sendiri memiliki tantangan untuk tetap mempertahankan usahanya antara lain bagaimana menjaga kualitas pelayanan agar dapat bersaing dengan produk serupa dan juga produk pengganti lainnya yang saat ini semakin banyak bermunculan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas pelayanan yaitu dengan memberikan pelayanan yang memuaskan, sesuai dengan atau melebihi harapan pelanggan. Sehingga dirasakan sangat penting untuk mengetahui pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan.
Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara yang efektif dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. Hal ini membawa perubahan yang cukup mendasar dalam bisnis utama suatu perusahaan. Sebagai contoh, semakin banyaknya bisnis utama restoran bergeser dari sekedar menyediakan segala macam makanan untuk dijual, menjadi usaha melayani dan memuaskan rasa lapar pelanggan dengan disertai usaha menyediakan suasana yang kondusif bagi pelanggan untuk menikmati hidangan. Bahkan tidak jarang pula di restoran disajikan pula hiburan musik.
Industri restoran dan/rumah makan hingga saat ini masih dinyakini sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi yang memiliki prospek cukup bagus, bahkan dalam kondisi krisis sekalipun. Namun demikian dalam periode yang sama banyak restoran yang gulung tikar, karena tidak mampu lagi mempertahankan jumlah pengunjungnya.

I.                    Definisi Rumah Makan dan Restoran
 Definisi Rumah Makan dan Restoran : Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85 menjelaskan bahwa Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan hidangan dan minuman untuk umum. Dalam SK tersebut juga ditegaskan bahwa setiap rumah makan harus memiliki seseorang yang bertindak sebagai pemimpin rumah makan yang sehari-hari mengelola dan bertanggungjawab atas pengusahaan RM tersebut. Usaha-usaha lain yang sejenis dan tidak termasuk dalam Usaha Rumah Makan dalam definisi ini adalah Usaha Restoran, Usaha Tempat Makan dan Usaha Jasa Boga (Catering). Sedangkan restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman untuk umum. Pengusahaan restoran meliputi jasa pelayanan makan dan minum kepada tamu restoran sebagai usaha pokok dan jasa hiburan didalam bangunan restoran sebagai usaha penunjang yang tidak terpisahkan dari usaha pokok sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang ditetapkan. Pemimpin restoran adalah seorang atau lebih yang sehari-hari mempimpin dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan usaha restoran tersebut, sedangkan bentuk usaha restoran ini dapat berbentuk Perorangan atau Badan Usaha (PT, CV, Fa atau koperasi) yang tunduk kepada hukum Indonesia.

II.                Tips untuk Membuka Usaha Rumah Makan
Bisnis rumah makan memang gak pernah mati. bagaimana bisa seperti itu? iya, bisnis ini memang semakin tumbuh subur seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan gaya hidup yang ingin serba cepat tersaji. Sadar atau tidak, dengan pertumbuhan penduduk yang semakin banyak maka semakin banyak pula kebutuhan pangan yang harus disediakan.
Persiapan pertama untuk memulai bisnis apa saja, termasuk rumah makan adalah mempersiapkan mental untuk menghadapi tantangan ketakutan dan keraguan akan kegagalan. Setelah langkah pertama ini, kini menyangkut masalah operasional dari rencana usaha Anda. Masalah-masalah teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu disiapkan rapi.
Mulai dari menghitung kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu, untuk usaha rumah makan minimal harus mengerti masakan. Pintar memasak, lebih baik lagi ahli memasak. Namun, untuk menjadi pengusaha restoran tidak harus menjadi ahli memasak dulu, tetapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, tenaga ahli yang bisa memasak bisa direkrut.
Persiapan dalam memulai bisnis restoran/tempat makan lainnya, adalah tersedianya prasarana dan sarana. Pengertian tersedianya bukan berarti harus menjadi miliknya, tetapi bisa diperoleh dari meminjam atau menyewa terlebih dahulu, kecuali memang tersedia dana yang cukup yang sengaja diinvestasikan ke usaha Anda untuk jangka panjang.
Prasarana adalah hal-hal kemudahan bersifat fisik maupun non fisik yang mendukung pengoperasian sarana-sarana atau alat-alat. Sedangkan sarana adalah alat-alat untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dalam usaha rumah makan/restoran, maka yang termasuk prasarana adalah tempat yang strategis, tenaga ahli (juru masak), modal usaha, dan izin usaha, sedangkan meja kursi, peralatan makan, peralatan masak, dan sebagainya adalah sarana.
Bisnis makanan termasuk bisnis yang beresiko besar. Karena bisnis makanan beda dengan bisnis-bisnis lain. Kecuali yang kita jual adalah makanan kering, yang bisa bertahan sampai berbulan-bulan. Namun jika anda yakin pangsa pasarnya yang bagus, maka bisnis makanan akan memberi keuntungan yang berlipat ganda. Dalam bisnis makanan memang kita tidak dituntut untuk bisa membuat makanan yang akan dijual tersebut. Karena banyak yang sukses berbisnis makanan dari mengambil makanan ditempat lain, lalu menjualnya lagi.
Lalu bagi anda yang pintar memasak, tetapi tidak bisa menjual, anda juga bisa menitipkannya di kantin, atau di tempat-tempat yang ramai pengunjung. Bisnis makanan bukan milik kaum wanita saja, banyak pria yang menjadi koki kelas dunia. Dan kebanyakan penjual makanan yang sukses adalah pria. Rasa masakannya pun tidak kalah dari masakan wanita.
Untuk bisnis makanan, jika anda bingung memilih makanan apa yang akan dijual, anda bisa memulainya dari makanan kesukaan anda. Jika anda lebih berani, anda bisa memulainya dari makanan yang banyak dijual disekitar tempat anda ingin berjualan, dan tentunya yang banyak dibutuhkan ditempat tersebut. Silahkan cicipi nikmatnya berbisnis makanan.
Usaha rumah makan juga sangat sensitif terhadap rasa, karena itu penting sekali ada tukang masakan yang betul-betul ahli dibidangnya. Jual-lah masakan yang terbaik dan bermutu tinggi. Jangan coba-coba membuka rumah makan jika tidak ada juru masak yang hebat masakannya.
Sebaiknya Anda juga mengurus izin usahanya. Bisa izin usaha dari RT/RW atau keamanan setempat. Namun secara prinsip, yang saya maksudkan adalah berbadan hukum yaitu dengan akte notaris. Hal ini sangat diperlukan bila usaha Anda di pinggir jalan raya dan melibatkan beberapa pekerja. Tidak perlu mendirikan PT atau CV, misalnya cukup dalam status UD (Usaha Dagang) milik perseorangan, yaitu Anda yang disahkan oleh notaris.

III.             Cara-cara Meraih Kesuksesan dalam Berbisnis Rumah Makan
Beberapa tahun ini perkembangan usaha makan meningkat drastis, mulai dari pedagang kaki lima hingga pedagang makanan modern (kafe & resto). Berdasarkan hasil penelitian & pengembangan usaha kecil menengah (UKM) dibeberapa daerah di Indonesia, rata-rata pendapatan pengusaha makanan dan minuman kaki lima dan rumahan berada diatas rata-rata upah minimum regional. Jadi berdasarkan fakta tersebut anda dapat menjadi jutawan dengan membuka usaha makanan. Berikut 8 hal yang harus diperhatikan untuk membuka usaha makanan:
1.        Modal awal usaha
Modal awal usaha dapat dari modal sendiri, meminjam di koperasi, mencari rekanan yang bisa diajak kerjasama, atau bank melalui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk pelaku UKM.
2.        Menentukan lokasi usaha
Pilih lokasi harus memperhitungkan modal yang dikeluarkan, jangan sampai modal anda habis hanya untuk membeli atau menyewa tempat usaha. Pilihlah lokasi yang strategis seperti kawasan perkantoran, sekolah, kampus, pasar atau mal, perumahan atau tempat wisata.
3.        Sediakan menu andalan
Sebelum memulai usaha, sebaiknya anda melakukan survei terlebih dahulu tentang menu yang beredar di pasar. Lalu, pilihlah menu yang belum banyak dijual di sana guna mengurangi tingkat persaingan. Namun, pilihlah yang sesuai dengan target pasar / konsumen.
4.        Pilihlah pasar
Menyesuaikan jenis usaha dengan target pasar merupakan salah satu kunci sukses menjalankan usaha makanan dan minuman. Walaupun anda menawarkan harga murah meriah, tapi tidak sesuai selera konsumen ini akan menimbulkan kendala bagi usaha anda. 
5.        Sumber daya manusia / tenaga kerja
Karyawan dapat dibagi kedalam kelompok tukang masak, pelayan dan kasir. Tapi bila usaha tergolong kecil, 1 orang juga cukup un mempermudah pekerjaan anda.
6.        Pemasok bahan baku
Mempunyai pemasok tetap yamg dapat memasok semua bahan baku produksinya setiap hari sangat dianjurkan guna kelancaran proses produksi.
7.        Perizinan usaha
Untuk kenyamanan usaha, anda perlu mengurus izin usaha di instansi pemerintah atau pihak berwenang setempat. Mengurus izin ini perlu dilakukan untuk menghindari masalah perizinan yang mungkin timbul dikemudian hari.
8.        Promosi yang tepat
Promosi dari mulut ke mulut masih menjadi pilihan utama dalam usaha makanan. Pelayanan yang memuaskan akan membuat pelanggan merekomendasikan usaha makanan anda ke teman atau relasinya sehingga usaha anda akan cepat dikenal. Selain itu, promosi dapat dilakukan melalui media spanduk, papan nama, pamflet atau leaflet.

CONTOH-NYA
Rahasia Sukses Rumah Makan Padang
Semua orang sudah tahu masakan padang memang lezat, kelezatannya sudah tersebar keseluruh dunia, bahkan rendang padang di nobatkan sebagai salah satu makanan terlezat di dunia, masakan padang dapat diterima oleh lidah banyak orang, seorang teman berkewarganegaraan Norwegia sangat suka dengan rendang, dia makan rendang tanpa nasi persis seperti cara makan steik, katanya kalau makan pakai nasi rasa bumbunya akan pudar oleh nasi. Bila anda berkunjung ke padang justru anda tidak akan menemukan yang namanya Rumah Makan Padang, karena semua rumah makan di Padang menunya adalah masakan padang, sehingga tidak perlu di beri embel embel masakan padang, bila ada rumah makan yang memiliki menu selain masakan padang barulah diberi nama rumah makan sesuai dengan daerah asalnya misalnya rumah makan sunda atau soto betawi, pecel lele jawa timur. Rumah makan Padang dapat kita temui kemana saja kita bepergian sehingga banyak yang bertanya tanya pa sih rahasia sukese Rumah makan Padang.
Selain tampilannya yang khas membuat orang dapat dengan mengenali nya. Makanan di jejer di bagian etalase depan sehingga dapat terlihat dengan mudah dan tentunya dengan menunya yang bervariasi dan menggugah selera. Selain pemilihan lokasi yang tepat, ternyata Rumah makan Padang memiliki manajemen yang unik dalam menjalankan roda bisnisnya. Dalam manajemen Rumah makan Padang biasanya dibedakan dengan dua sistem.
Sistem pertama pemilik merangkap koki tentunya semua di handle sendiri. Sistem kedua pemilik atau pemodal bekerja sama dengan koki atau lazim disebut dengan tukang masak, tukang masak akan mencari tim nya sendiri yang bertugas untuk membantu belanja, memasak, menghidang, cuci piring dan kebersihan. Pemilik modal memiliki tim yang relatif kecil yaitu orang kepercayaannya yang bertugas di bagian keuangan dan kasir.
Setiap hari bagian keuangan akan memberikan uang untuk belanja harian kepada yang bertugas belanja. Bagian kasir bertugas menerima uang pendapatan harian, bagian keuangan akan menghitung pendapatan dan pengeluaran harian dan bulanan, termasuk gaji karyawan.
Pendapatan bersih di bagi antara pemilik modal dengan tukang masak dengan porsi yang sudah disepakati biasanya 60:40, sebelum di bagi biasanya kedua pihak sepakat untuk menyisihkan sebagian untuk tabungan warung, yang nantinya berguna untuk sewa toko atau biaya tak terduga.
Dari sistem bagi hasil ini dapat kita lihat sebuah transparansi dari manajemen Rumah makan Padang. Tukang masak bisa tahu berapa pendapatan setiap harinya, pemilik modal juga tahu berapa pengeluaran harian dan bulanan. Dengan sistim bagi hasil ini pemilik modal bisa menjamin keberlangsungan usahanya karena tukang masaknya tidak akan meninggalkannya begitu saja, sudah menjadi kebiasaan tukang masak yang handal sering di bajak oleh pemilik modal lain dengan iming iming pendapatan yang lebih tinggi, demikian sebaliknya tukang masak juga akan memilik rasa memiiki yang tinggi.
Sistem yang demikian memungkinkan pemilik modal bisa memilik lebih dari satu Rumah makan Padang, jadi jangan heran bila Rumah makan Padang bisa buka cabang dimana mana. Jadi belum tentu pemilik Rumah makan Padang itu juga pandai masak.

KESIMPULAN
Saat ini usaha rumah makan sedang banyak digemari oleh para usahawan, ada juga yang bermula dari sekedar hobi memasak hingga akhirnya memutuskan untuk membuka usaha rumah makan. Di Indonesia banyak sekali berbagai macam makanan khas, seperti makanan khas sunda, makanan khas padang, makanan khas yogyakarta, makanan khas jakarta, dan masih banyak lagi. Bisnis rumah makan adalah bisnis yang menjanjikan, tetapi tak jarang para pengusaha rumah makan gulung tikar karena tidak dapat mempertahankan jumlah pengunjungnya dan kemampuan meningkatkan pertumbuhan pelanggannya.

Usaha dalam mengembangkan bisnis restoran dan/rumah makan dapat berkembang dengan pesat apabila dapat mempertahankan konsistensi rasa, kontrol mutu dan pelayanannya. Sehingga para pengusaha dibidang ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang bisnis restoran dan/rumah makan tersebut, khususnya yang berkaitan dengan produk, mutu pelayanan, administrasi dan pengawasannya. Karena itu dengan menjadi pengusaha rumah makan semua orang bisa meraih keuntungan yang sangat banyak.

DENGAN TOPIK RELEVAN 1 (KEWIRAUSAHAAN)

TUGAS 3
DENGAN TOPIK RELEVAN 1
(KEWIRAUSAHAAN)
Gunadarma 1
 







         
        DISUSUN OLEH:


Nama         : Fitri Asmara Iasya
NPM          : 32410827
Kelas          : 4ID01
Dosen         : Budi Hermana, DR




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2014


Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.

I.          Sejarah kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

II.        Proses kewirausahaan.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.

III.       Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
1.        Percaya diri
2.        Berorientasikan tugas dan hasil
3.        Berani mengambil risiko
4.        Kepemimpinan
5.        Keorisinilan
6.        Berorientasi ke masa depan
7.        Jujur dan tekun

IV.       Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

V.        Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
1.        Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanianindustri, atau jasa.
2.        Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3.        Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4.        Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

VI.       Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
1.        Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2.        Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3.        Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
4.        Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
5.        Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6.        Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

VII.     Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1.        Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
2.        Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
3.        Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
4.        Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
5.        Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
6.        Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

VIII.    Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
1.        Menciptakan lapangan kerja
2.        Mengurangi pengangguran
3.        Meningkatkan pendapatan masyarakat
4.        Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)

5.        Meningkatkan produktivitas nasional.

HASIL WAWANCARA KEWIRAUSAHAAN SEORANG PEDAGANG

TUGAS 2
HASIL WAWANCARA KEWIRAUSAHAAN SEORANG PEDAGANG
Gunadarma 1
 







         
        DISUSUN OLEH:


Nama         : Fitri Asmara Iasya
NPM          : 32410827
Kelas          : 4ID01
Dosen         : Budi Hermana, DR




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2014
Kewirausahaan Pedagang Sepatu Kulit
http://images.detik.com/content/2012/12/27/480/104239_sepatukulit2.jpg
Berbisnis tak melulu harus terencana dengan sistematis. Namun ada beberapa pengusaha sukses menggeluti bisnisnya berawal dari keisengan, misalnya bisnis U-See Shoes and Bag, milik Yusi
Barang-barang yang terbuat dari kulit, biasanya memang lebih awet dari bahan lainnya. Terbukti, tas atau sepatu berbahan dasar kulit harganya jauh lebih mahal. Ada harga, ada barang, begitu katanya.
"Sepatu-sepatu dan tas-tas saya terbuat dari kulit sapi, kulit ular, batik, kulit domba, kulit kambing, pokoknya kulit ternak," kata si pemilik toko, Yusi (38) kepada detik financial pekan lalu.
Menurut Yusi, barang-barang buatannya itu memiliki kualitas yang terjamin keawetannya dibanding barang sejenis namun imitasi. Sehingga tak heran, jika harga yang dibanderol tergolong mahal. "Sepatu kulit jauh lebih awet dan nyaman. Beda kalau imitasi," katanya.
Untuk satu pasang sepatu kulit, Yusi membanderol Rp 350.000 - Rp 2,5 juta. Sementara tas kulit, dia mematok harga mulai dari Rp 600.000 - Rp 3 juta. Yusi memang hobi menggambar, kini Yusi bersama 11 orang pegawainya bisa menjual sekitar 400 produk sebulan dengan omset Rp 120 juta per bulannya.
"Awal-awal iseng beli selembar kulit sapi, terus coba-coba gambar. Mungkin karena latar belakang keluarga saya perajin sepatu di Solo. Jadi ya ketularan. Dari hasil hambar itu saya minta embahku cariin tukang buat ngejahit. Pertama kali hanya terjual 40 pasang sepatu sebulan. Lama-lama rame," paparnya.
Untuk modalnya, Yusi menghabiskan uang sekitar Rp 30 - Rp 40 juta untuk sekali belanja. "Itu bisa untuk 3 bulan lho (dalam 3 bulan ga belanja lagi). Selembar kulit harganya Rp 1 juta dengan hitungan Rp 35 ribu - Rp 85 ribu per feet (1 feet= 28 cm). Kulit ular itu disamak. Disamak pakai campuran bahan kimia. Desain 80 persen sendiri, 20 persen modifikasi. Produk jenis kulit print sama kulit ular piton yang paling mahal," terangnya.
Usaha yang telah digelutinya hampir 2 tahun itu, bisa didapatkan di pameran-pameran fashion atau UKM. Rencananya, tahun depan Yusi mencoba peruntungan untuk ekspor barang-barang buatannya ke luar negeri, seperti Hongkong dan Australia. Rencananya 14 - 17 Januari 2013, tokonya akan mejeng di pameran Hongkong World Designer Boutique.
"Rencana Januari tahun depan target ekspor. Sekarang sih sudah dijual di Australia, nitip sama temenku yang ada disana, kalau ada order saya kirim. 14-17 Januari ada pameran di Hongkong World Designer Boutique," kata Yusi.
                                                             
Kewirausahaan Pedagang Sop Buntut
http://118.96.135.107/images/image/Umum/ft%20sop%20buntut%20bu%20leman.jpg
Satu porsi sop buntut Bu Leman yang ternyata mampu membuat Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo untuk selalu datang mencicipinya setiap kali berkunjung ke Kota Pekalongan.
Kelezatan sop buntut Bu Leman ternyata mampu memikat Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo untuk menjadi salah satu pelanggan tetap di tempat tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Pemilik Rumah Makan Bu Leman, H Sulaiman (65) yang mengaku telah mengelola tempat usahanya tersebut sejak tahun 1985 bersama isteri tercintanya, Hj Mina Fitri.
Menurutnya, H Bibit Waluyo beserta rombongan sering datang berkunjung ke tempatnya guna menikmati menu andalan yang disajikan yakni sop buntut. Selain itu, beberapa artis juga pernah berkunjung ke rumah makan tersebut seperti Ivan Gunawan, Ruben Onshu dan Dorce Gamalama. "Tempat saya telah beberapa kali kedatangan artis maupun para pejabat penting yang tertarik untuk menikmati menu andalan disini yakni sop buntut," bebernya.
Kelezatan sop buntut Rumah Makan Bu Leman terlihat dari sajian daging sapi yang dimasak dengan bumbu-bumbu dapur yang dituang ke dalam kuah bening. Namun penyajian juga bisa dinikmati kedalam cara yang lain karena terdapat dua menu sop buntut yakni sop buntut kuah dan sop buntut goreng. Satu porsi sop buntut kuah Bu Leman bisa dinikmati dengan harga Rp 28 ribu sedangkan sop buntut goreng Rp 33 ribu. "Untuk sop buntut goreng, daging digoreng dan dituang ke dalam mangkok yang berbeda dengan kuahnya. Para pengunjung bisa memilih berdasarkan selera masing-masing," katanya.

Selain sop buntut, sebenarnya Rumah Makan Bu Leman juga menyediakan menu lainnya seperti iga bakar, ayam goreng, sayur asem dan sop ayam. Usaha rumah makan Bu Leman, telah dirintis dari berdagang kecil-kecilan dengan menggunakan gerobak di sebelah terminal. Namun karena terus menerus mengalami perkembangan maka pada tahun 2000 akhirnya berhasil menempati bangunan di Jalan DR Wahidin 91D. "Tempat yang sekarang ini telah kami tempati selama 12 tahun. Dibantu oleh salah seorang anak perempuan saya, saat ini saya mengelola tempat ini. Empat orang anak saya yang lainnya bekerja di berbagai tempat dan salah satunya di Bandung.